FAKTOR-FAKTOR PADA WIRAUSAHA
David C. McClelland, mengemukakan
bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) ditentukan oleh:
Motif berprestasi (achivement)
Optimisme (optimism)
Sikap-sikap nilai (value attitudes)
Status Kewirausahaan (entrepreneurial status)
Ibnoe Soedjono dan Roopke, menyatakan bahwa proses kewirausahaan atau tindakan
kewirausahaan (entrepreneurial action) merupakan fungsi dari:
Property Right (PR)
Competenc/ability (C)
Incentive (I)
External Environment (E)
Ciri-ciri
wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)
• Memiliki
visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah
yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh
pengusaha tersebut
• Inisiatif
dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak
hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang
sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
• Berorientasi
pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang
lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan,
serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas
usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding
sebelumnya.
• Berani
mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang
pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
• Kerja
keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana
ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk
mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide
baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata
sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
• Bertanggungjawab
terhadap segala aktifitas yang dijalankannya. baik sekarang
maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi
material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
• Komitmen
pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus
ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk
segera ditepati dana direalisasikan.
• Mengembangkan
dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak baik yang
berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik
yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah,
pemasok, serta masyarakat luas.
Dari analisis pengalaman di
lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil dapat dirangkum
dalam tiga sikap, yaitu :
• Jujur dalam
arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang dijalankan,
dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini
diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli
mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela
untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan
• Mempunyai
tujuan jangka panjang dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai
perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan
motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja
walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat
diperoleh.
• Selalu
taat berdoa yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk
meminta apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa
lain, dapat dikemukakan bahwa ”manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang
menentukan !” dengan demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi
pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita.
Kompetensi perlu dimiliki oleh
wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini
mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service
(1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :
• knowing
your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan
kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
• knowing
the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis,
misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan,
termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan
membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti
memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara
efektif dan efisien.
• having
the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang
dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha,
eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.
• having
adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya
bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan
modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup
tenaga, tempat dan mental.
• managing
finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara
efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan
mengendalikannya secara akurat.
• managing
time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin.
Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya. managing
people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi,
dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan. statisfying
customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada
pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan
memuaskan. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara
bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan
(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia
harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing. copying
with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas
tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)